Rabu, 02 November 2016

penetapan kadar lemak

II.1. Secara umum
Lemak merupakan salah satu kelompok yang termasuk golongan lipida. Salah satu sifat yang khas dari golongan lipida ( lemak dan minyak) adalah daya larutnya dalam pelarut organik (misalnya eter, benzene dan kloroform) atau sebaliknya ketidaklarutannya dalam pelarut air. Lemak dan minyak secara kimiawi adalah trigliserida yang merupakan bagian terbesar dari lipida (Buckle, 1987).
         Lemak adalah trigliserida, kedua istilah ini berarti ”triester dari gliserol”. Perbedaan antara suatu lemak dan suatu minyak, pada temperatur kamar lemak berbentuk padat dan minyak berbentuk cair. Gliserida pada hewan berupa lemak, sedangkan gliserida pada tumbuhan berupa minyak. Oleh karena itu ada yang disebut lemak hewani (lemak babi, lemak sapi) dan lemak nabati (minyak jagung, minyak bunga matahari) .

         Trigliserida ini merupakan senyawa hasil kondensasi satu molekul gliserol dan tiga molekul asam lemak. Di alam, bentuk gliserida yang lain yaitu digliserida dan monogliserida yang dibuat dengan sengaja dari hidrolisa tidak lengkap. Trigiserida banyak digunakan dalam teknologi makan sebagai pengemulsi dan penstabil.
Lemak tubuh dalam jaringan lemak (jaringan adipose) mempunyai fungsi sebagai insulator untuk membantu tubuh mempertahankan temperaturnya. Selain itu, lemak tubuh dalam jaringan lemak juga berperan sebagai bantalan yang melindungi organ-organ seperti bola mata, ginjal, dan organ lainnya.
         Sedangkan fungsi lemak dalam makanan yaitu dapat memberikan rasa gurih, memberikan kualitas renyah (terutama pada makanan yang digoreng), serta memberikan sifat empuk pada kue. Lemak yang terdapat dalam bahan makanan sekitar 90%nya merupakan lemak dalam bentuk trigliserida, sedangkan sisanya 10% adalah dalam bentuk kolesterol dan fosfolipid.
         Lemak yang berasal dari produk hewani umumnya mengandung sejumlah besar asam lemak jenuh. Sebaliknya produk makanan nabati, kecuali minyak kelapa, mengandung sejumlah besar asam lemak tidak jenuh berantai panjang. Perlu diketahui, semakin banyak lemak jenuh yang kita konsumsi, maka akan semakin tinggi pula kadar kolesterol dalam darah.

II.2. Penetapan Kadar lemak metode soxhlet
Metode Soxhlet termasuk jenis ekstraksi menggunakan pelarut semikontinu. Ekstraksi dengan pelarut semikontinu memenuhi ruang ekstraksi selama 5 sampai dengan 10 menit dan secara menyeluruh memenuhi sampel kemudian kembali ke tabung pendidihan. Kandungan lemak diukur melalui berat yang hilang dari contoh atau berat lemak yang dipindahkan. Metode ini menggunakan efek perendaman contoh dan tidak menyebabkan penyaluran. Walaupun begiru, metode ini memerlukan waktu yang lebih lama daripada metode kontinu 
Prinsip Soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan dengan adanya pendingin balik. Soxhlet terdiri dari pengaduk atau granul anti-bumping, still pot (wadah penyuling, bypass sidearm, thimble selulosa, extraction liquid, syphon arm inlet, syphon arm outlet, expansion adapter, condenser (pendingin), cooling water in, dan cooling water out

II.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar lemak
Faktor-faktor yang memengaruhi laju ekstraksi adalah tipe persiapan sampel, waktu ekstraksi, kuantitas pelarut, suhu pelarut, dan tipe pelarut. Dibandingkan dengan cara maserasi, ekstraksi dengan Soxhlet memberikan hasil ekstrak yang lebih tinggi karena pada cara ini digunakan pemanasan yang diduga memperbaiki kelarutan ekstrak. Makin polar pelarut, bahan terekstrak yang dihasilkan tidak berbeda untuk kedua macam cara ekstraksi. Fenolat total yang tertinggi didapatkan pada proses ekstraksi menggunakan pelarut etil asetat. Sifat antibakteri tertinggi terjadi pada ekstrak yang diperoleh dari ekstraksi menggunakan pelarut etil asetat untuk ketiga macam bakteri uji Gram-positif. Semua ekstrak tidak menunjukkan daya hambat yang berarti pada semua bakteri uji Gram-negatif 

 II.4. Sifat Bahan
1.Hexana
Sifat fisika dan kimia:
a. Rumus molekul c6h14
b. Massa molar 86,18 g/mol
c. Densitas 0,6948 g/cm3
d. Berupa cairan
e. Tidak berwarna
f. Tidak larut dalam air
g. Mempunyai enam atom karbon
Fungsi: Sebagai pelarut organik
Penanganan: Bilas dengan air jika terjadi kontak dengan mata

2. Kacang tanah
Sifat fisika dan kimia:
a. Mengandung 9,1% N2
b. Mengandung 8,74% globalin
c. Mengandung 4,6-6% kadar air
d. Serat kasarnya sekitar 2,8-3%
e. Mengandung 76-82% lemak tak jenuh
f. Dapat menghasilkan trigliserida
g. Merupakan lemak nabati
h. Terdapat 25-30% protein
Fungsi: sebagai bahan uji
Penanganan: tidak diperlukan penanganan khusus

3. Kacang hijau
Sifat fisika dan kimia:
a. Tersusun atas 73% asam lemak tak jenuh
b. Tersusun atas 27% asam lemak jenuh
c. Mengandung vitamin  b1
d.Berbentuk bulat
e.Berwarna hijau
f. Tidak mudah berbau
Fungsi: sebagai bahan uji
Penanganan: tidak diperlukan penanganan khusus

4. Kemiri
Sifat fisika dan kimia:
a. Bilangan iodinnya sebesar 13,16%
b. Berrwarna coklat
c. 15-20% dari berat kemiri dapat diubah menjadi minyak
d. Mengandung saponin, flarohoida, dan poupenol
e. Bijinya mengandung asam lemak
f. Korteksnya mengandung kannin
Fungsi: sebagai bahan uji
Penanganan: tidak diperlukan penanganan khusus

5. Aquadest
Sifat fisika dan kimia:
a. Rumus molekul H2O
b. Berat molekul 18,02 g/mol
c. Densitas 0,998 g/cm3
d. Tidak berbau
e. Tidak berwarna
f. Berupa cairan
g. Tidak bersifat korosif
Fungsi: Sebagai cairan pengalirdan pendingin pada alat ekstraksi lemak
Penanganan: Tidak diperlukan penanganan khusus






II.3 Metode ekstraksi
Macam macam metode ekstraksi diantaranya yaitu:
1. Metode maserasi. merupakan cara penyarian yang sederhana. Maserasi dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari.
2. Metode perkolasi, adalah proses penyarian simplisia dengan jalan melewatkan pelarut yang sesuai secara lambat pada simplisia dalam suatu percolator
3. Metode refluks, prinsipnya pelarut volatil yang digunakan akan menguap pada suhu tinggi, namun akan didinginkan dengan kondensor sehingga pelarut yang tadinya dalam bentuk uap akan mengembun pada kondensor dan turun lagi ke dalam wadah reaksi sehingga pelarut akan tetap ada selama reaksi berlangsung
4. Metode soxhlet, adalah suatu metode atau proses pemisahan suatu komponen yang terdapat dalam zat padat dengan cara penyaringan berulang-ulang dengan menggunakan pelarut tertentu, sehingga semua komponen yang diinginkan akan terisolasi.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar