Selasa, 15 November 2016

Pembuatan Sabun

II.1 Secara Umum
Molekul sabun berbentuk rantai panjang panjang dan satu gugus ionik yang besifat sangat polar. Pada seluruh rantai panjangnya, strukturnya tepat sama dengan molekul minyak sehingga memiliki keakraban dengan molekul minyak (bersifat hidrofilik). Sementara pada bagian kepala, ada sepasang atom yang bermuatan listrik yang hanya senang bergabung dengan molekul air (bersifat hidrofobik). Kepala inilah yang membuat seluruh molekul sabun menyatu dengan air.
Sabun adalah salah satu senyawa kimia tertua yang pernah dikenal. Sabun sendiri tidak pernah secara aktual ditemukan, namun berasal dari pengembangan campuran antara senyawa alkali dan lemak/minyak.Bahan pembuatan sabun terdiri dari dua jenis, yaitu bahan baku dan bahan pendukung. Bahan baku dalam pembuatan sabun adalah minyak atau lemak dan senyawa alkali (basa). Bahan pendukung dalam pembuatan sabun digunakan untuk menambah kualitas produk sabun, baik dari nilai guna maupun dari daya tarik. Bahan pendukung yang umum dipakai dalam proses pembuatan sabun di antaranya natrium klorida, natrium karbonat, natrium fosfat, parfum, dan pewarna.
Sabun dibuat dengan cara mencampurkan larutan NaOH / KOH dengan minyak atau lemak. Melalui reaksi kimia, NaOH / KOH mengubah Minyak / Lemak menjadi Sabun. Proses ini disebut Saponifikasi.
Reaksi penyabunan (saponifikasi) dengan menggunakan alkali adalah adalah reaksi trigliserida dengan alkali (NaOH atau KOH) yang menghasilkan sabun dan gliserin. Reaksi penyabunan dapat ditulis sebagai berikut :
C3H5(OOCR)3 + 3 NaOH → C3H5(OH)3 + 3 NaOOCR
Reaksi pembuatan sabun atau saponifikasi menghasilkan sabun sebagai produk utama dan gliserin sebagai produk samping. Gliserin sebagai produk samping juga memiliki nilai jual. Sabun merupakan garam yang terbentuk dari asam lemak dan alkali. Sabun dengan berat molekul rendah akan lebih mudah larut dan memiliki struktur sabun yang lebih keras. Sabun memiliki kelarutan yang tinggi dalam air, tetapi sabun tidak larut menjadi partikel yang lebih kecil, melainkan larut dalam bentuk ion.

Sabun pada umumnya dikenal dalam dua wujud, sabun cair dan sabun padat. Perbedaan utama dari kedua wujud sabun ini adalah alkali yang digunakan dalam reaksi pembuatan sabun. Sabun padat menggunakan natrium hidroksida/soda kaustik (NaOH), sedangkan sabun cair menggunakan kalium hidroksida (KOH) sebagai alkali. Selain itu, jenis minyak yang digunakan juga mempengaruhi wujud sabun yang dihasilkan. Minyak kelapa akan menghasilkan sabun yang lebih keras daripada minyak kedelai, minyak kacang, dan minyak biji katun.

II.1.1 Pembuatan sabun
Pembuatan sabun dimulai dengan  mencampurkan dua bahan baku di atas yaitu minyak goreng dengan NaOH kemudian di aduk-aduk hingga campuran bercampur rata dan wujudnya seperti susu kental yang tidak ada minyak di atasnya. Prinsip dalam  proses saponifikasi,yaitu  lemak akan terhidrolisis oleh basa, menghasilkan gliserol dan sabun mentah.   Proses pencampuran antara minyak dan alkali kemudian akan membentuk suatu cairan yang mengental, yang disebut dengan trace. Pada campuran tersebut kemudian ditambahkan garam NaCl.. Garam NaCl  ditambahkan untuk memisahkan antara produk sabun dan gliserol sehingga sabun akan tergumpalkan sebagai sabun padat yang memisah dari gliserol. Dalam percobaan, NaCl yang ditambahkan hanya sedikit yaitu 0,1 gram agar kandungan NaCl pada produk akhir jumlahnya sedikit. Karena jika kandungan NaCl dalam sabun terlalu tinggi, maka produk sabun yang dihasilkan akan terlalu keras.Selanjutnya yaitu penambahan amylum yang berfungsi untuk mengurangi kelembaban sabun. Kemudian gliserol yang sudah terpisah tersebut di pisahkan dari sabun. Jadi,  produk yang terbentuk hanya berupa sabun tanpa hasil samping berupa gliserol.

II.1. Sifat Bahan
1. Minyak kelapa
Sifat fisik dan kimia:
a. Densitas 0,86 g/cm3
b. Memiliki bau yang khas
c. Berwarna kuning keputihan
d. Berupa cairan
e. Stabil di bawah kondisi normal
f. Pada suhu 70-90 c, minyak kelapa memiliki kekentalan yang setara dengan solar
g. Minyak kelapa murni bersifat antibiotikFungsi: Sebagai bahan pembuatan sabun
Penanganan: Bilas mata menggunakan air jika terjadi kontak

2. Etanol
Sifat fisika dan kimia:
a. Rumus molekul CH3CH2OH
b. Berat molekul 46,07 g/mol
c. Densitas 0,789 g/cm3
d. Berbau alkohol
e. TIdak berwarna
f. Berupa cairan
g. Mudah larut dalam air dingin
Fungsi: Sebagai pelarut
Penanganan: Bilas mata jika terjadi kontak serta minum beberapa gelas susu jika tertelan

3. Natrium hidroksida
Sifat fisika dan kimia:
a. Rumus molekul NaOH
b. Massa molar 39,997 g/mol
c. Densitas 2,13 g/cm3
d. Berupa padatan
e. Berwarna putihf. Dapat membentuk larutan alkalin
g. Melepaskan panas bila larut dalam air
Fungsi: Sebagai pengemulsi
Penanganan: Basuh dengan air untuk menghilangkan kontaminasi pada mata dan kulit

4. Natrium klorida

Sifat fisika dan kimia:
a. Rumus molekul NaCl
b. Massa molar 58,44 g/mol
c. Densitas 2,165 g/cm3
d. Berupa padatan kristal
e. Tidak berwarnaf. Tidak berbau
g. larut dalam air
Fungsi: Sebagai reagen
Penanganan: Bilas dengan air jika terkena mata

5. Aquadest
a. Rumus molekul H2O
b. Berat molekul 18,02 g/mol
c. Densitas 0,998 g/cm3
d. Tidak berbau
e. Tidak berwarna
f. Berupa cairan
g. Tidak bersifat korosif
Fungsi: Sebagai pelarut
Penanganan: Tidak diperlukan penanganan khusus

6. Fenolftalein
Sifat fisika dan kimia:
a. Rumus molekul C20H14O4
b. Berat molekul 318,32 g/mol
c. Densitas 0,8 g/cm3
d. Tidak berwarna 
e. Berupa cairan
f. Mudah larut dalam air dingin
g. Sangat larut dalam etanol dan eterFungsi: Sebagai indikator
Penanganan: Bilas dengan air jika terkena mata dan kulit

7. Kalium sulfat

Sifat fisika dan kimia:
a. Rumus molekul CaSO4
b. Massa molar 136,14 g/mol
c. Densitas 2,96 g/cm3
d. Berupa padatan
e. berwarna putihf. Tidak berbau
g. larut dalam air
Fungsi: Sebagai pelarut
Penanganan: Bilas dengan air jika terkena mata dan kulit

8. Kerosin
Sifat fisika dan kimia:
a. Titik didih 200-300 C
b.Kerosin didestilasi dari minyak mentah
c. Berupa cairan hidrokarbon
d. Tidak berwarna
e. Memiliki bau yang khas
f. Pada proses pembakarannya menggunakan oksigen cair
g. Mudah terbakar
Fungsi: untuk mengetahui sifat sabun
Penanganan: Bilas dengan air jika terkena mata dan kulit

II.1.4. Sifat-sifat Sabun
Sabun memiliki berbagai macam sifat. Beberapa sifat sabun diantaranya yaitu:
1) Dapat mengemulsi kotoran berminyak sehingga dapat dibuang dengan pembilasan.
2) Sabun dapat mengendap dan mudah tersuspensi dalam air sadah dan meninggalkan residu.
3) Sabun bersifat basa

4) Sabun dengan gugus karboksilatnya surfaktan, "benzalkonium" klorida (benzil aluminium klorida) bersifat anti bakteri.

2 komentar:

  1. Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical,oli industri, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan solusi Chemical yang tepat kepada Anda,mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.Harga
    Terjangkau
    Cost saving
    Solusi
    Penawaran spesial


    Salam,
    (Tommy.k)
    WA:081310849918
    Email: Tommy.transcal@gmail.com
    Management
    OUR SERVICE
    Coagulan
    Flokulan
    Boiler Chemical Cleaning
    Cooling tower Chemical Cleaning
    Chiller Chemical Cleaning
    AHU, Condensor Chemical Cleaning
    Chemical Maintenance
    Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
    Garment wash
    Eco Loundry
    Paper Chemical
    Textile Chemical
    Coagulant
    Flokulan,nutrisi, bakteri
    Degreaser & Floor Cleaner Plant
    Oli industri
    Rust remover
    Coal & feul oil additive
    Cleaning Chemical
    Lubricant
    Other Chemical
    RO Chemical
    Hand sanitizer
    Evaporator
    Oli Grease
    Karung
    Synthetic PAO.. GENLUBRIC VG 68 C-PAO
    Zinc oxide
    Thinner
    Macam 2 lem
    Alat-alat listrik
    Packaging
    Pallet
    CAT COLD GALVANIZE COMPOUND K 404 CG
    Almunium

    BalasHapus