Selasa, 08 November 2016

Pembuatan Aspirin Iodoform

II.1 Secara Umum
  Aspirin atau asam asetilsalisilat (asetosal) adalah suatu jenis obat dari keluarga salisilat yang sering digunakan sebagai analgesik (terhadap rasa sakit atau nyeri minor), antipiretik (terhadap demam), dan anti-inflamasi. Aspirin juga memiliki efek antikoagulan dan digunakan dalam dosis rendah dalam tempo lama untuk mencegah serangan jantung.
Menurut kajian John Vane, aspirin menghambat pembentukan hormon dalam tubuh yang dikenal sebagai prostaglandins. berbagai macam senyawa yang mengandung aspirin diantaranya yaitu asetilsalisilat, asam asetat, dan juga asam salisilat
   Iodoform adalah Gugus metil dari suatu metil keton (menghasilkan metode pengubahan metil keton ini menjadi asam karboksilat) di iodinasi bertahap sampai terbentuk iodoform (CHI3) padat berwarna kuning. Brom dan klor juga bereaksi dengan metil keton menghasilkan bromoform dan kloroform (pembentukannya tak berguna untuk reaksi uji karena bromoform dan kloroform merupakan cairan yang tidak mencolok). Istilah umum untuk menyebut CHX3 ialah haloform (reaksi haloform).
Iodium (salah satu zat bakterisid terkuat) merupakan antiseptikum yang sangat efektif untuk kulit utuh, maka sebagai tinktur iod banyak digunakan sebelum injeksi. Efek sampingnya adalah sifatnya yang merangsang (nyeri bila digunakan pada luka terbuka) warnanya coklat dan kadang terjadi dermatitis (alergi kulit), hampir semua kuman patogen termasuk fungi, dan virus dimatikan oleh iodium. Begitu pula spora, walaupun diperlukan waktu lebih lama, larutan 2% memerlukan 2-3 jam 

Iodoform
Iodoform adalah senyawa yang dibentuk dari reaksi antara iodin dengan etanol / aseton dan asetaldehida dalam suasana basa. Iodoform adalah zat padat kuning dengan bau yang khas. Iodoform banyak digunakan dalam bidang kedokteran yaitu sebagai antiseptik terhadap luka-luka lecet, karena membebaskan I2 yang dapat membunuh bakteri. Selain itu juga masih dalam bidang kedokteran iodoform berfungsi sebagai pencegah keluarnya nanah dan pencegah pertumbuhan bakteri.
Rumus molekul iodoform : HCI3
Iodoform pertama kali disintesis oleh George Serullas pada tahun 1882 dan rumus molekul diidentifikasi pertama kali oleh Jean Baptieste Dumas pafa tahun 1834. Hal ini disintetis oleh reaksi haloform reaksi iodium dengan natrium hidroksida dengan salah satu dari empat jenis denyawa organik yaitu metal keton, asetaldehida, etanol dan alkohol sekunder tertentu. Reaksi Iodium dengan basa metil keton akan menghasilkan endapan berwarna kuning pucat (iodoform test). Selain dari warnanya, iodoform dapat dikenali dengan baunya yang khas yaitu berbau obat.
sifat sifat  dari iodoform diantaranya yaitu:
1. berupa kristal kuning berkilauan
2. dapat dihidrolisis dengan kuat
3. mudah menguap dalam suhu kamar
4. sukar larut dalam air tapi larut dalam alkohol
    II.2. Sifat Bahan
1. Asam salisilat
Sifat fisika dan kimia:
a. Rumus molekul C7H6O3
b. Massa molar 138,12 g/mol
c. Densitas 1,44 g/cm3
d. Berupa serbuk kristal
e. Tidak berwarna
f. Mudah terbakar
g. Larut dalam air mendidih, alkohol, dan eter
Fungsi: Sebagai bahan pembuatan aspirin
Penanganan: Bilas dengan air jika terjadi kontak dnegan mata

2. Asam asetat
Sifat fisika dan kimia:
a. Rumus molekul CH3COOH
b. Berupa cairan
c. tidak berwarna
d. Berbau menyengat
d. Massa molar 60,05 g/mol
e. Densitas 1,05 g/cm3
f. Larut dalam air
g. Merupakan cairan higroskopis
Fungsi: Sebagai bahan pembuatan aspirin
Penanganan: Bilas dengan air  jika terkena mata dan kulit

3. Asam Sulfat
Sifat fisika dan kimia:
a. Rumus molekul H2SO4
b. Berat molekul 98,08 g/mol
c. Densitas 1,84 g/cm3
d. Berbau menyengat
e. Tidak berwarna
f. Berupa cairan
g. Mudah larut dalam air dingin
Fungsi: Sebagai bahan pembuatan aspirin
Penanganan: Bilas mata dan kulit dengan banyak air selama 15 menit jika terjadi kontak dan iritasi

4. Etanol
Sifat fisika dan kimia:
a. Rumus molekul CH3CH2OH
b. Berat molekul 46,07 g/mol
c. Densitas 0,789 g/cm3
d. Berbau alkohol
e. TIdak berwarna
f. Berupa cairan
g. Mudah larut dalam air dingin
Fungsi: Sebagai pelarut dalam pemurnian hasil
Penanganan: Bilas mata jika terjadi kontak serta minum beberapa gelas susu jika tertelan

5. Ferri klorida

Sifat fisika dan kimia:
a. Rumus molekul FeCl3
b. Massa molar 295,6 g/mol
c. Densitas 2,9 g/cm3
d. Berbentuk serpihan
e. berwarna hijau kehitaman
f. larut dalam aseton
g. Larut dalam metanol dan etanol
Fungsi: Sebagai pengontrol
Penanganan: Bilas dengan air jika terkena mata dan kulit

6. Aquadest
Sifat fisika dan kimia:
a. Rumus molekul H2O
b. Berat molekul 18,02 g/mol
c. Densitas 0,998 g/cm3
d. Tidak berbau
e. Tidak berwarna
f. Berupa cairan
g. Tidak bersifat korosif
Fungsi: Sebagai pelarut
Penanganan: Tidak diperlukan penanganan khusus

7 Kalium Iodide
Sifat fisika dan kimia:
a. Rumus molekul KI
b. Berat molekul 166 g/mol
c. Densitas 3,1 g/cm3
d. Tidak berbau
e. Berwarna putih
f. Berupa padatan
g. Reaktif dengan agen pengoksidasi
Fungsi: Sebagai bahan pembuatan iodoform
Penanganan: Bilas dengan air jika terkena mata dan kulit

8. Aseton

Sifat fisika dan kimia:
a. Rumus molekul C3H6O
b. Massa molar 58,08 g/mol
c. Densitas 0,78 g/cm3
d. Berupa cairan
e. Tidak berwarna
f. berbau tajam
g. Larut dalam benzena, metanok, etanol
Fungsi: Sebagai bahan pembuatan reagen
Penanganan: Bilas dengan air jika terkena mata dan kulit

9. Kaporit

Sifat fisika dan kimia:
a. Rumus molekul Ca(OCl)2
b. Massa molar 142,98 g/mol
c. Densitas 2,35 g/cm3
d. Berupa serbuk
e. berwarna putih/abuabu
f. Tidak terpolimerisasi
g. bersifat korosif
Fungsi: Sebagai reagen
Penanganan: Bilas dengan air jika terkena mata dan kulit

10. Spiritus

Sifat fisika dan kimia:
a. Rumus molekul CH3OH
b. Massa molar 32,04 g/mol
c. Densitas 0,7918 g/cm3
d. Berupa cairan
e. berwarna ungu
f. Mudah menguap
g. berbau tajam
Fungsi: Sebagai reagen
Penanganan: Bilas dengan air selama 15 menit jika terjadi kontak dengan mata dan kulit

Pembuatan aspirin
Pembuatan aspirin dilakukan dengan reaksi asam salisisat dan anhidrida asetat menggunakan katalis asam. Pada pembuatan aspirin, penggunaan anhidrida asetat lebih baik dari pada asam asetat karena anhidrida asetat memiliki gugus asetil yang merupakan leaving group yang lebih baik dibandingkan gugus hidroksi pada asam asetat, anhidrida asetat akan menyerang nukleofil yang ada pada asam salisilat.

Pembuatan iodoform
Senyawa iodoform dapat dibuat dengan beberapa cara, diantaranya :
a.      Alkohol
Alkohol direaksikan dengan I2 dan KOH, maka mula-mula alkohol direaksikan dengan alkanal. Etanol kemudian bereaksi dengan I2 sehingga terbentuk triiodoetanol. Dalam lingkungan KOH maka triiodoetanal berubah menjadi iodoform dan kalium metanoat
b.      Aseton
Aseton direaksikan dengan I2 dan larutan basa (KOH atau NaOH), maka I2 akan mengoksidasi aseton. Dalam lingkungan basa (KOH atau NaOH), H3C-C-Cl3 di ubah menjadi iodoform dan kalium asetat.

c.       Secara elektrolisa
Aseton maupun etanol dapat di elektrolisa oleh KI dan Na2CO3, elektrolisa dilakukan dengan elektroda platinum. Larutan yang ada mengandung K+, Na+, I-, CO2 dan H+ serta O- dari air. Ion-ion akan kehilangan muatan selama elektrolisa, H+ pada katoda, dan I- serta OH  yang dibebaskan pada anoda, bereaksi bersama menghasilkan iopoiodit CO-. Larutan menjadi mengandung ion NaOI yang bereaksi dengan etanol atau aseton.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar