Selasa, 22 November 2016

Identifikasi alkohol aldehida keton

II.1. Secara umum
Alkohol adalah Persenyawaan organik yang mempunyai satu atau lebih gugus hidroksil. Karena ikatan hidroksil bersifat kovalen, maka sifat alkohol tidak serupa dengan hidroksida, tetapi lebih mendekati sifat air. Alkohol diberi nama yang berakhiran-ol. 
`           Adanya gugus-OH atau hidroksil adalah ciri khas alkohol dan fenol. Tergantung pada sifat atom karbon tempat gugus OH melekat, alkohol digolongkan menjadi tiga kelas, yaitu : alkohol primer, alkohol sekunder dan alkohol tersier.
Contoh: Lebih dari satu gugus-OH bisa terdapat dalam satu molekul, senyawa ini dinamakan alkohol polihidrat.
Aldehida adalah suatu senyawa yang mengandung sebuah gugus karbonil yang terikat pada sebuah atau dua buah atom hidrogen. Aldehid memiliki sifat lebih reaktif daripada alkohol, dapat mengalami reaksi adisi, dapat mengalami reaksi oksidasi, aldehid dapat dioksidasi menjadi asam, dapat mengalami reaksi poli-merisasi. Karakteristik dari aldehid ini adalah berwujud gas pada suhu kamar dengan bau tidak enak, berwujud cair pada suhu kamar dengan bau sedap, senyawa polar sehinggan titik didihnya tinggi dan tidak berwarna. Struktur aldehid yaitu mengandung unsur C, H, dan O dengan rumus R-CHO, dimana R =adalah alkil dan –CHO adalah  Gugus fungsi aldehida 
Keton adalah suatu senyawa organik yang mempunyai sebuah gugus karbonil terikat pada dua gugus alkil. Keton ini bersifat polar karena gugus karbonilnya polar dan keton lebih mudah menguap daripada alkohol dan asam karboksilat. Karak teristik dari keton ini adalah berupa cairan tak berwarna, umumnya larut dalam air, mempunyai titik didih yang relatif lebih tinggi daripada senyawa non polar dan dapat direduksi oleh gas H2menghasilkan alkohol sekundernya. Struktur dari keton yaitu mengandung unsur C, H, dan O dengan rumus R-CO-R’, dimana R adalah alkil dan -CO-  adalah gugus fungsi keton (karbonil)

II.1.1. perbedaan aldehida dan keton
Perbedaan dari aldehid dan keton sendiri antara lain senyawa aldehid mengandung sebuah gugus karbonil yang terikat pada sebuah atau dua buah atom hidrogen sedangkan keton yaitu senyawa organik yang mempunyai sebuah gugus karbonil terikat pada dua gugus alkil. Aldehida mudah teroksidasi sedangkan keton agak sukar teroksidasi. Aldehida lebih reaktif dibandingkan dengan keton terhadap adisi nukleofilik

II.1.2. Kelarutan alkohol dalam air

Alkohol-alkohol yang kecil larut sempurna dalam air. Bagaimanapun perbandingan volume yang kita buat, campurannya akan tetap menjadi satu larutan.
Akan tetapi, kelarutan berkurang seiring dengan bertambahnya panjang rantaihidrokarbon dalam alkohol. Apabila atom karbonnya mencapai empat atau lebih, penurunan kelarutannya sangat jelas terlihat, dan campuran kemungkinan tidak menyatu. Contoh butanol yang memilki jumlah atom karbon empat.
       Secara umum, sifat alcohol itu adalah :
-   Mudah terbakar
-   Mudah bereaksi dengan air
-   Bentuk fase pada suhu ruang

II.2. Sifat Bahan
1. Aquadest
Sifat fisika dan kimia:
a. Rumus molekul H2O
b. Berat molekul 18,02 g/mol
c. Densitas 0,998 g/cm3
d. Tidak berbau
e. Tidak berwarna
f. Berupa cairan
g. Tidak bersifat korosif
Fungsi: Sebagai pelarut
Penanganan: Tidak diperlukan penanganan khusus


2. Seng klorida
Sifat fisika dan kimia:
a. Rumus molekul ZnCl2
b. Berat molekul 136,315 g/mol
c. Densitas 2,907 g/cm3
d. tidak berbau
e.  Berwarna putih
f. Berupa kristal
g. larut dalam etanol dan aseton  
Fungsi: Sebagai reagen untuk membuat reagen lucas
Penanganan: Bilas dengan air jika terkena mata dan kulit


3. Asam klorida
Sifat fisika dan kimia:
a. Rumus molekul HCl
b. Berat molekul 36,46 g/mol
c. Densitas 1,18 g/cm3
d. Berbau tajam dan menyengat
e. Berwarna kuning terang
f. Berupa cairan
g. Larut dalam air dingin
Fungsi: Sebagai reagen untuk membuat reagen lucas
Penanganan: Basuh mata dan kulit dengan air jika terjadi kontak 


4. Etanol
Sifat fisika dan kimia:
a. Rumus molekul CH3CH2OH
b. Berat molekul 46,07 g/mol
c. Densitas 0,789 g/cm3
d. Berbau alkohol
e. TIdak berwarna
f. Berupa cairan
g. Mudah larut dalam air dingin
Fungsi: untuk membuat reagen 2-4-dinitophenylhidrazine
Penanganan: Bilas mata jika terjadi kontak serta minum beberapa gelas susu jika tertelan

5. Asam sulfat
Sifat fisika dan kimia:
a. Rumus molekul H2SO4
b. Berat molekul 98,08 g/mol
c. Densitas 1,84 g/cm3
d. Berbau menyengat
e. Tidak berwarna
f. Berupa cairan
g. Mudah larut dalam air dingin

Fungsi: untuk membuat reagen asam kromat test dan 2/4-dinitophenylhidrazinePenanganan: Bilas dengan air jika terkena mata dan kulit

6. Asam kromat
Sifat fisika dan kimia:
a. Rumus molekul H2CrO4
b. Berat molekul 118,01 g/mol
c. Densitas 1,201 g/cm3
d. beracun
e.  berwarna merah gelap
f. Berupa kristal
g. Mudah mengoksidasi senyawa organik

Fungsi: untuk membuat reagen pada asam kromat test
Penanganan: Bilas dengan air jika terkena mata dan kulit

7. Asetil klorida
Sifat fisika dan kimia:
a. Rumus molekul CH3COCl
b. Berat molekul 78,49 g/mol
c. Densitas 1,1 g/cm3
d. bersifat korosif
e. Tidak berwarna  
f. Berupa cairan
g. Mudah menguap

Fungsi: sebagai reagen untuk identifikasi alkohol
Penanganan: Bilas dengan air jika terkena mata dan kulit

8. Aseton
Sifat fisika dan kimia:
a. Rumus molekul CH3COCH3
b. Berat molekul 58,08 g/mol
c. Densitas 0,79 g/cm3
d. mudah terbakar
e. Tidak berwarna
f. Berupa cairan
g. Larut dalam etanol

Fungsi: zat yang diuji untuk iodoform test
Penanganan: Bilas dengan air jika terkena mata dan kulit

9. Amonia
Sifat fisika dan kimia:
a. Rumus molekul NH3
b. Berat molekul 17,0306 g/mol
c. Densitas 0,6942 g/cm3
d. berbau tajam
e. tidak berwarna
f. Berupa gas
g. larut dalam etanol

Fungsi: Sebagai pereaksi
Penanganan: Segera hirup udara segar jika terhirup

10. Natrium hidroksida
Sifat fisika dan kimia:
a. Rumus molekul NaOH
b. Massa molar 39,997 g/mol
c. Densitas 2,13 g/cm3
d. Berupa padatan

e. Berwarna putih
f. Dapat membentuk larutan alkalin
g. Melepaskan panas bila larut dalam air
Fungsi: Sebagai pereaksi
Penanganan: Basuh dengan air untuk menghilangkan kontaminasi pada mata dan kulit

11. Iodin
Sifat fisika dan kimia:
a. Rumus molekul I2
b. Massa molar 254 g/mol
c. Densitas 4,933 g/cm3
d. Berupa padatan

e. titik lebur 113,7 c

f. titik didih 184,3 c
g. bersifat reaktif
Fungsi: untuk membuat reagen pada iodofrom test
Penanganan:
Bilas dengan air jika terkena mata dan kulit

12. Kromium trioksida
a. Rumus molekul CrO3
b. Berat molekul 99,99 g/mol
c. Densitas 2,7 g/cm3
d. tidak berbau
e.  Berwarna merah gelap
f. Berupa padatan
g. larut dalam aseton  
Fungsi:  untuk membuat reagen pada asam kromat test
Penanganan: Bilas dengan air jika terkena mata dan kulit

13. Argentum nitrat
a. Rumus molekul AgNO3
b. Berat molekul 169,87 g/mol
c. Densitas 4,35 g/cm3
d. tidak berbau
e. tidak Berwarna
f. Berupa padatan
g. larut dalam aseton  
Fungsi:  untuk membuat reagen pada tollens  test
Penanganan: Bilas dengan air jika terkena mata dan kulit

14. Kalium iodida
Sifat fisika dan kimia:
a. Rumus molekul KI
b. Berat molekul 166 g/mol
c. Densitas 3,1 g/cm3
d. Tidak berbau
e. Berwarna putih
f. Berupa padatan
g. Reaktif dengan agen pengoksidasi
Fungsi: untuk membuat reagen pada iodofrom test
Penanganan: Bilas dengan air jika terkena mata dan kulit

15. Kalium permanganat
Sifat fisika dan kimia:
a. Rumus molekul KMnO4
b. Berat molekul 158,034 g/mol
c. Densitas 2,703 g/cm3
d. Tidak berbau
e. Berwarna ungu gelap
f. Berupa serbuk padatan
g. Terurai dalam alkohol
Fungsi: Sebagai reagen dalam identifikasi aldehid dan keton
Penanganan: Bilas dengan air jika terkena mata dan kulit

16. 2-4 dinitrophenylhidrazine
Sifat fisika dan kimia:
a. Rumus molekul C6H6N4O4
b. Berat molekul 198,14 g/mol
c. Sedikit larut dalam air
d. Mudah terbakar
e. Berwarna merah atau orange
f. Berupa serbuk padatan
g. bersifat Reaktif
Fungsi: Sebagai reagen dalam identifikasi aldehid dan keton
Penanganan: Bilas dengan air jika terkena mata dan kulit

17. 2-etoxyethyl ether
Sifat fisika dan kimia:
a. Rumus molekul C6H14O3
b. Berat molekul 134,17 g/mol
c. Densitas 0,944 g/cm3
d. Tidak berwarna
e. larut dalam air
f. Berupa cairan
g. Larut dalam etanol
Fungsi: Sebagai reagen dalam identifikasi aldehid dan keton dengan metode 2-2 dinitrophenylhidrazine
Penanganan: Bilas dengan air jika terkena mata dan kulit


Selasa, 15 November 2016

Pembuatan Sabun

II.1 Secara Umum
Molekul sabun berbentuk rantai panjang panjang dan satu gugus ionik yang besifat sangat polar. Pada seluruh rantai panjangnya, strukturnya tepat sama dengan molekul minyak sehingga memiliki keakraban dengan molekul minyak (bersifat hidrofilik). Sementara pada bagian kepala, ada sepasang atom yang bermuatan listrik yang hanya senang bergabung dengan molekul air (bersifat hidrofobik). Kepala inilah yang membuat seluruh molekul sabun menyatu dengan air.
Sabun adalah salah satu senyawa kimia tertua yang pernah dikenal. Sabun sendiri tidak pernah secara aktual ditemukan, namun berasal dari pengembangan campuran antara senyawa alkali dan lemak/minyak.Bahan pembuatan sabun terdiri dari dua jenis, yaitu bahan baku dan bahan pendukung. Bahan baku dalam pembuatan sabun adalah minyak atau lemak dan senyawa alkali (basa). Bahan pendukung dalam pembuatan sabun digunakan untuk menambah kualitas produk sabun, baik dari nilai guna maupun dari daya tarik. Bahan pendukung yang umum dipakai dalam proses pembuatan sabun di antaranya natrium klorida, natrium karbonat, natrium fosfat, parfum, dan pewarna.
Sabun dibuat dengan cara mencampurkan larutan NaOH / KOH dengan minyak atau lemak. Melalui reaksi kimia, NaOH / KOH mengubah Minyak / Lemak menjadi Sabun. Proses ini disebut Saponifikasi.
Reaksi penyabunan (saponifikasi) dengan menggunakan alkali adalah adalah reaksi trigliserida dengan alkali (NaOH atau KOH) yang menghasilkan sabun dan gliserin. Reaksi penyabunan dapat ditulis sebagai berikut :
C3H5(OOCR)3 + 3 NaOH → C3H5(OH)3 + 3 NaOOCR
Reaksi pembuatan sabun atau saponifikasi menghasilkan sabun sebagai produk utama dan gliserin sebagai produk samping. Gliserin sebagai produk samping juga memiliki nilai jual. Sabun merupakan garam yang terbentuk dari asam lemak dan alkali. Sabun dengan berat molekul rendah akan lebih mudah larut dan memiliki struktur sabun yang lebih keras. Sabun memiliki kelarutan yang tinggi dalam air, tetapi sabun tidak larut menjadi partikel yang lebih kecil, melainkan larut dalam bentuk ion.

Sabun pada umumnya dikenal dalam dua wujud, sabun cair dan sabun padat. Perbedaan utama dari kedua wujud sabun ini adalah alkali yang digunakan dalam reaksi pembuatan sabun. Sabun padat menggunakan natrium hidroksida/soda kaustik (NaOH), sedangkan sabun cair menggunakan kalium hidroksida (KOH) sebagai alkali. Selain itu, jenis minyak yang digunakan juga mempengaruhi wujud sabun yang dihasilkan. Minyak kelapa akan menghasilkan sabun yang lebih keras daripada minyak kedelai, minyak kacang, dan minyak biji katun.

II.1.1 Pembuatan sabun
Pembuatan sabun dimulai dengan  mencampurkan dua bahan baku di atas yaitu minyak goreng dengan NaOH kemudian di aduk-aduk hingga campuran bercampur rata dan wujudnya seperti susu kental yang tidak ada minyak di atasnya. Prinsip dalam  proses saponifikasi,yaitu  lemak akan terhidrolisis oleh basa, menghasilkan gliserol dan sabun mentah.   Proses pencampuran antara minyak dan alkali kemudian akan membentuk suatu cairan yang mengental, yang disebut dengan trace. Pada campuran tersebut kemudian ditambahkan garam NaCl.. Garam NaCl  ditambahkan untuk memisahkan antara produk sabun dan gliserol sehingga sabun akan tergumpalkan sebagai sabun padat yang memisah dari gliserol. Dalam percobaan, NaCl yang ditambahkan hanya sedikit yaitu 0,1 gram agar kandungan NaCl pada produk akhir jumlahnya sedikit. Karena jika kandungan NaCl dalam sabun terlalu tinggi, maka produk sabun yang dihasilkan akan terlalu keras.Selanjutnya yaitu penambahan amylum yang berfungsi untuk mengurangi kelembaban sabun. Kemudian gliserol yang sudah terpisah tersebut di pisahkan dari sabun. Jadi,  produk yang terbentuk hanya berupa sabun tanpa hasil samping berupa gliserol.

II.1. Sifat Bahan
1. Minyak kelapa
Sifat fisik dan kimia:
a. Densitas 0,86 g/cm3
b. Memiliki bau yang khas
c. Berwarna kuning keputihan
d. Berupa cairan
e. Stabil di bawah kondisi normal
f. Pada suhu 70-90 c, minyak kelapa memiliki kekentalan yang setara dengan solar
g. Minyak kelapa murni bersifat antibiotikFungsi: Sebagai bahan pembuatan sabun
Penanganan: Bilas mata menggunakan air jika terjadi kontak

2. Etanol
Sifat fisika dan kimia:
a. Rumus molekul CH3CH2OH
b. Berat molekul 46,07 g/mol
c. Densitas 0,789 g/cm3
d. Berbau alkohol
e. TIdak berwarna
f. Berupa cairan
g. Mudah larut dalam air dingin
Fungsi: Sebagai pelarut
Penanganan: Bilas mata jika terjadi kontak serta minum beberapa gelas susu jika tertelan

3. Natrium hidroksida
Sifat fisika dan kimia:
a. Rumus molekul NaOH
b. Massa molar 39,997 g/mol
c. Densitas 2,13 g/cm3
d. Berupa padatan
e. Berwarna putihf. Dapat membentuk larutan alkalin
g. Melepaskan panas bila larut dalam air
Fungsi: Sebagai pengemulsi
Penanganan: Basuh dengan air untuk menghilangkan kontaminasi pada mata dan kulit

4. Natrium klorida

Sifat fisika dan kimia:
a. Rumus molekul NaCl
b. Massa molar 58,44 g/mol
c. Densitas 2,165 g/cm3
d. Berupa padatan kristal
e. Tidak berwarnaf. Tidak berbau
g. larut dalam air
Fungsi: Sebagai reagen
Penanganan: Bilas dengan air jika terkena mata

5. Aquadest
a. Rumus molekul H2O
b. Berat molekul 18,02 g/mol
c. Densitas 0,998 g/cm3
d. Tidak berbau
e. Tidak berwarna
f. Berupa cairan
g. Tidak bersifat korosif
Fungsi: Sebagai pelarut
Penanganan: Tidak diperlukan penanganan khusus

6. Fenolftalein
Sifat fisika dan kimia:
a. Rumus molekul C20H14O4
b. Berat molekul 318,32 g/mol
c. Densitas 0,8 g/cm3
d. Tidak berwarna 
e. Berupa cairan
f. Mudah larut dalam air dingin
g. Sangat larut dalam etanol dan eterFungsi: Sebagai indikator
Penanganan: Bilas dengan air jika terkena mata dan kulit

7. Kalium sulfat

Sifat fisika dan kimia:
a. Rumus molekul CaSO4
b. Massa molar 136,14 g/mol
c. Densitas 2,96 g/cm3
d. Berupa padatan
e. berwarna putihf. Tidak berbau
g. larut dalam air
Fungsi: Sebagai pelarut
Penanganan: Bilas dengan air jika terkena mata dan kulit

8. Kerosin
Sifat fisika dan kimia:
a. Titik didih 200-300 C
b.Kerosin didestilasi dari minyak mentah
c. Berupa cairan hidrokarbon
d. Tidak berwarna
e. Memiliki bau yang khas
f. Pada proses pembakarannya menggunakan oksigen cair
g. Mudah terbakar
Fungsi: untuk mengetahui sifat sabun
Penanganan: Bilas dengan air jika terkena mata dan kulit

II.1.4. Sifat-sifat Sabun
Sabun memiliki berbagai macam sifat. Beberapa sifat sabun diantaranya yaitu:
1) Dapat mengemulsi kotoran berminyak sehingga dapat dibuang dengan pembilasan.
2) Sabun dapat mengendap dan mudah tersuspensi dalam air sadah dan meninggalkan residu.
3) Sabun bersifat basa

4) Sabun dengan gugus karboksilatnya surfaktan, "benzalkonium" klorida (benzil aluminium klorida) bersifat anti bakteri.